Kamis, 16 Agustus 2012

Best Friend or Love (14)


                   *BEST  FRIEND  OR  LOVE (14)*










          “Emma, open the door please!” Mom mengetuk pintu kamarku pagi-pagi. “Ok, Mom. Tunggu sebentar” aku beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamarku. (Masih setengah tidur… hahaha :D)

          “Dear, you must take a bath now! And after take a bath, you must follow me. Mom mau ke butik Tante Michele untuk pesan beberapa pakaian keperluan ke Paris.” Mom mengelus rambutku yang masih berantakan.

          “Ok, Mom” aku dan Mom berbalik. Aku menutup pintu kamar lalu pergi menuju kamar mandi.













*After take a bath*
          Aku keluar dari kamar mandi dan menggosok rambutku yang basah. Tiba-tiba handphone-ku berdering dari atas meja belajarku. Seketika ku ambil handphone-ku dan ku lihat nama yang tertera di layar handphone-ku ‘Nicky Byrne’.

          “Kok Nicky tumben menelponku? Ada apa ya?” aku bergumam dalam hati. Tanpa berpikir panjang lebih lama lagi, aku pun menerima telpon dari Nicky. (Padahal udah kelamaan mikir tuhh :3)

          “Halo, Nick?” sapaku terlebih dahulu. “Emma, apa benar kalau kamu akan pergi ke Paris saat hari ulang tahun kamu yang tinggal 5 hari lagi bersama kedua orangtuamu?” tanya Nicky langsung to the point. “Umm… kamu dengar dari siapa?” tanyaku balik dengan agak gelisah. (Karena yang tau itu cuman Emma dan kedua orangtuanya ^-^)

          “Kemarin, aku dan Bryan bertemu dengan your Mom and your Daddy di Mall. Your Mommy bercerita dan mengajak aku dan Bryan untuk ikut pergi ke Paris bersama kalian. Apa benar kamu akan ikut pergi ke Paris?” tanya Nicky lagi.

          “Umm… Yes, I do.” jawabku singkat. “How about the surprise from Mark? Kamu tega mengingkari janji dengan dia?” pertanyaan Nicky langsung membuatku makin gelisah. (Perlu diketahui perut Emma langsung mules karena saking groginya, demam pertanyaan to the point ~.~)

          “Umm… Sorry… If you know, I want see the surprise from Mark. But, I can’t see my parents sad. By the way, kamu tau dari mana tentang Mark yang akan memberikanku sebuah hadiah?” tanyaku balik. “Ups… Umm… Mark pernah cerita padaku… Karena itu aku tau…” suara Nicky terdengar gelisah. (Sama-sama salting dehh ~(^-^)~)

          Kami berduan hening beberapa saat. ‘Tok! Tok! Tok!’ tiba-tiba Mom mengetuk pintu kamarku. “Dear, are you ready now?” Mom bertanya padaku dari balik pintu. “Yes, Mom. I’ll meet you in the car.” aku menutup speaker handphone-ku agar suaraku tidak terlalu terdengar oleh Nicky. “Ok, Dear” ku dengar suara langkah kaki menjauh dari kamarku. (An angel, hahaha :D)

          “Sorry, Nicky. Kita lanjutkan pembicaraan ini lain kali saja ya? Mom memintaku menemaninya berbelanja. Bye!” aku menutup telpon dari Nicky.

          Aku mengambil sisir dan menyisir rambutku yang masih agak basah. Aku memutuskan untuk ‘tak menggunakan hairdryer karena pasti akan membutuhkan waktu lebih lama lagi. Setelah selesai menyisir rambut, aku menyemprotkan parfumku sekedarnya saja. Setelah ku rasa perfect, aku langsung menuju mobil Mom. (Dari tadi belom disisir gara-gara Nicky ~(O.O)~)













*Didalam Mobil*
          “Sorry, Mom. I’m very late” aku menutup pintu mobil. “No problem, Dear” Mom hanya tersenyum lalu langsung menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobilnya.













*Didalam Butik*
          Ini butik langganan keluarga Daddy dan sekarang Mom juga menjadi pelanggan tetap disini. Mom sibuk meminta desain pakaian yang diinginkannya kepada pemilik butik ini seperti biasanya. Sedangkan aku hanya melihat-lihat desain-desain gaun yang telah dipajang.

          Aku tertarik melihat sebuah gaun berwarna putih bersih mengkilap dibagian deretan atas. Aku memperhatikan gaun itu dengan seksama. Aku menyukai gaun itu. Gaun tanpa lengan dengan bagian bawah belakang panjang dan bagian bawah depan agak ketat dengan kira-kira panjangnya hanya selutut. Dibagian pinggul dan dada terhias warna merah muda yang lembut. Dibagian bawah rok bagian belakang juga dihias warna merah muda yang lebih terang. (Pokoknya anggun dan menawan banget dehh ^-^)

          “Dear?” Mom memegang pundakku dan membuatku kaget.

          “Mom lihat dari tadi kamu hanya memperhatikan gaun putih itu. Do you like it?” Mom menunjuk gaun yang kuperhatikan memang dari tadi. “Hmm… Yap, Mom. It’s very beautiful.” aku kembali melihat kea rah gaun tersebut. “Ok!” Mom kembali menemui desainer keluarga kami.

          “Emma, we must go back! Come on!” Mom menarik lenganku keluar dari butik.














*Besok paginya di Universitas Summerhill College*
          Aku duduk ditaman seperti orang kebingungan. Jujur, sebenarnya aku memang bingung. Aku bingung gimana caranya ngomong ke Bella dan Mark kalau aku harus pergi ke Paris. (Dilema ~(o.o)~)

          Tiba-tiba Kian datang menghampiriku yang masih kebingungan. Kian duduk disampingku. Aku hanya mendengar dia menghela nafas panjang.

          Kami pun hanya saling terdiam dalam beberapa saat.

          “What happen?” Kian baru berani bertanya padaku. “Nothing, aku hanya sedang kebingungan.” jawabku.

          “May I help you? I hope, I can help you” Kian menatapku. “Umm… Ok, but this is very secret. Mom and Daddy mengharuskanku pergi ke Paris untuk merayakan ulang tahun disana karena kebetulan juga keluarga Daddy ada yang disana, tapi sebelumnya aku juga udah punya janji dengan Mark dan juga Bella, apa yang harus ku ucapkan ke Bella dan Mark?” aku menundukkan kepalaku.

          “Huft… Ribet ya? Kamu bilang saja sejujurnya ke mereka, aku yakin mereka pasti akan mengerti walau mungkin agak kecewa. Bagaimana sehari sebelum keberangkatanmu, kamu menepati janjimu pada mereka?” Kian memberikan saran.

          “You’re very smart, Kian! Ok, Thank you so much!” aku memeluk Kian lalu berlari menemui Bella dikelas.













*Dikelas*
          “Bella, I want say something to you.” aku menoleh ke arah Bella yang sibuk dengan skripsi-nya.

          “What is it, Emma?” Bella menghentikan ketikan skripsi-nya dan menoleh ke arahku.

          “Umm.. Promise to me, you don’t angry!” pintaku ke Bella. “Ok Ok. I promise to you. Tell me know what is that, Emma.” Bella terlihat heran dan penasaran.

          “Umm… Bella, I’m sorry. My parents and I will go to Paris on my birthday. I’m sorry, I know it’s a bad information.” aku menundukkan kepala karena tidak berani menatapnya. (Bukan karena masalah wajahnya yang serem lohh yaa, ini karena takut melihat ekspresi kekecewaan Bella ^-^)

          “Huft… Emma!” suara Bella terdengar agak sedikit bergetar namun tegas. (^-^)












#Anggap aja lagi full b.ing ^-^
#Jangan lupa liat kelanjutannya di Part.15 next time (^-^)
#Thank you so much for reading my story and sorry if this story make you feel boring (^-^)v

2 komentar:

Unknown mengatakan...

nice kaaak!! :) gaun nyaaa elegant banget!! :)) waah, kalau mark tau gmana ya? ditunggu capter 15 nya ;)

Unknown mengatakan...

Thanks so much de' :)
Yang pastinya bakal galau deh #Oops Keceplosan :)
Okk, Mungkin antara Part 15/16 itu sudah Part terakhir ade'.. tapi setelah itu kakak udah siapin cerita barunya :)