Minggu, 09 September 2012

Don't Love Me, Please! (9)


          *DON’T LOVE ME, PLEASE! (9)*              








*Diperjalanan*
          Disepanjang perjalanan Nicky terus menerus memperhatikanku dari jarak dekat maupun dari jarak jauh. Sikap Nicky tersebut membuatku merasa ‘tak tenang.

          “Nicky, ku perhatikan kamu daritadi selalu saja mencari kesempatan untuk memperhatikan Sakura disetiap saat. Ada apa?” tanya Bryan yang tidak sengaja terdengar oleh telingaku.

          Nicky tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari bibirnya untuk menjawab pertanyaan dari Bryan. Nicky ternyata lebih memilih beranjak pergi untuk menghindari Bryan. Nicky meninggalkan Bryan yang masih terdiam bingung pada sikap Nicky. Aku pun juga hanya diam membisu seribu bahasa.

          Hari terlihat sudah mulai menjelang malam. Seperti rencana yang telah kami buat sebelumnya, kami menunggangi kuda menuju ke sebuah pantai untuk melihat panorama alam matahari terbenam ke ufuk barat. (Ya iyalah, kalau terbenamnya ke ufuk timur berarti kiamat dong -_-“)

          Tiba-tiba saat perjalanan menuju pantai sudah dekat sekali, namun efek dari aku ‘tak mengkonsumsi obat-obatku pun kini sudah mulai terasa dibadanku. Pandanganku mulai berkunang-kunang kembali, kepalaku terasa berat, keseimbanganku pun sudah mulai goyah.

          Aku ‘tak lagi kuat menahan berat tubuhku dan sakit yang terasa luar biasa dikepalaku. Kudaku berhenti seketika saat aku melepaskan pegangan tali di lehernya. Dan kemudian… ‘Bruk!!!!!’ aku terjatuh dari atas kuda yang sedang ku tunggangi.

          Aku ‘tak bisa merasakan kekuatan dalam tubuhku lagi. Aku pun hanya bisa mendengar suara langkah kaki dari kuda-kuda yang menuju ke arahku dan suara-suara panggilan-panggilan namaku yang agak samar-samar. (Pingsan lagi dehh ~(o.o)~)










*Sekitar 6 jam kemudian*
          Aku membuka kedua mataku dan tersadar. Aku merasakan kepalaku masih terasa agak berat.

          “Sakura!” Kak Edward berlari datang menuju kearahku.

          “Where are we? Why are you in here with me?” tanyaku. “We’re in hospital. Bryan was call me and tell about your condition” jawab Kak Edward.

          “So, where are they now? Apa mereka sudah mengetahui tentang penyakit sebenarnya yang ku derita?” tanyaku menarik lengan Kak Edward.

          “Tenang, Sakura. They don’t know a thing. And they don’t know about this hospital” Kak Edward berusaha menenangkanku.

          “Really?” tanyaku sekali lagi untuk memastikan. “Yup, Sakura. By the way, now you must tell me what happen? You was promise to me you will drink your medicine!” tanya Kak Edward balik padaku.

          “Umm… I’m sorry… Sebenarnya Nicky telah menyembunyikan obat-obatku setelah tanpa sengaja melihatku sedang mengkonsumsi obat-obat tersebut sebelumnya. Aku sudah berusaha beralasan padanya dengan mengatakan itu hanyalah beberapa vitamin, namun sepertinya ia ‘tak mempercayai kata-kataku. Dia pun penasaran dan kemudian menyembunyikan obat-obatku saat aku dan Suzane tengah tertidur lelap dimalam hari. Esoknya pun Nicky menantangku seberapa kuat aku jika tanpa mongkonsumsi obat-obat itu dalam sehari” ceritaku kepada Kak Edward dengan sejelas-jelasnya.

          “Nicky?” tanya Kak Edward kembali. “Dia cowok cool dengan tampang paling manis, karena wajahnya imut seperti bayi, dia lebih pendek dari Bryan, namun style rambutnya seperti Bryan, model rambut paku berwarna pirang” aku menjelaskan ciri-ciri Nicky sambil mengingat-ingatnya.

          “Oh, cowok itu. Ok, kakak ingat. Dia yang duduk dengan hanya diam di sofa ruang tamu ketika kakak menggengongmu menuju mobil.” ucap Kak Edward sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

          “Apa dia mengembalikan obat-obatku yang dia sembunyikan pada kakak?” tanyaku penasaran. “Umm… Tidak. Dia hanya duduk terdiam melihat kakak menggendongmu keluar…” jawab Kak Edward seraya mengingat-ingat.

          “Umm… Sakura, kamu tunggu sebentar disini ya! Don’t go anywhere!” perintah Kak Edward.

          “Kakak mau pergi kemana?” tanyaku menahan Kak Edward. “Kakak akan mencari Nicky sebentar” jawab Kak Edward melepaskan genggaman tangan kananku dari lengannya.

          “Kakak jangan bongkar rahasia kita yaa kak, ku mohon……” pintaku ke Kak Edward. “Tenang saja Sakura. Kak Edward kan pintar dalam berakting” Kak Edward tersenyum padaku lalu berlari pergi.

          “Tuhan, ku harap kak Edward benar-benar akan menjaga rahasia ini…” doaku dalam hati.










*Sekitar 2 jam kemudian*
          Aku menunggu kedatangan Kak Edward dengan perasaan yang tidak menentu dihati.

          Sesaat kemudian Kak Edward pun akhirnya datang kembali.

          Kak Edward langsung memberikan padaku obat-obatku yang disembunyikan oleh Nicky. “Bagaimana bisa kakak mendapatkannya?” tanyaku dipenuhi tanda-tanya dalam hati. “Hahaha… Edward gitu… Garis keturunannya Airurando pula…” ucap Kak Edward membanggakan dirinya.

          “Tapi, kakak tetap menjaga rahasia kan?” tanyaku lagi. “Sip!” jawab Kak Edward mengacungkan jempolnya padaku dan tersenyum.

          Mendengar jawaban Kak Edward tersebut barulah aku dapat bernafas dengan leganya.










*Keesokan harinya*
          Kak Edward mendatangiku.

          “Maaf, kakak dengan sangat terpaksa memberitahukan mereka rumah sakit tempat dimana kamu dirawat ini. Maafkan kakak yaa Sakura” ucap Kak Edward menyesal.

          “No problem. Siapa tau bila ada mereka disini, Sakura tidak kesepian lagi walau ditinggal kakak” aku mencoba menenangkan Kak Edward dengan tersenyum.

          “Thanks, Sakura. You’re really really an angel for me, tetapi mengapa kamu merasakan penderitaan karena penyakitmu itu?” raut wajah Kak Edward seketika berubah menjadi muram.

          “Sshhh!!! Siapa yang menderita sih kak? Ini semua takdir dari Tuhan. Tuhan hanya ingin membuat Sakura menjadi orang yang tegar” aku mengelus-elus wajah Kak Edward dengan lembut seraya tersenyum padanya.

          ‘Tak berapa lama kemudian pun Bryan, Suzane, dan Shane datang menjengukku.

          “Sakura, are you ok?” tanya Suzane. “Are you fine, Sakura?” tanya Bryan. “Bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya Shane. (Intinya yang ditanya itu sama aja -_-)

          “Thank you so much all. But, I’m ok now” jawabku seraya tersenyum pada mereka.

          “Where’s Nicky, Mark, and Kian?” tanyaku ketika melihat disekelilingku ‘tak nampak kehadiran mereka.

          “Nicky mengurung diri dikamar. Sedangkan Kian sedang sakit setelah membersihkan kandang kuda kemarin, jadi Mark harus menjaga Kian di villa” jawab Bryan. (Hahaha.. kasihan Kian yang phobia Kuda :o)

          “Hmm… Get well soon yaa buat Kian. By the way, mengapa Nicky mengurung dirinya dikamar?” aku mengkhawatirkan keadaan Kian dan Nicky.

          “Entahlah. Semenjak pulang dari jalan-jalan waktu itu, dia langsung terlihat murung tiba-tiba hingga sekarang” jawab Shane.

          “Ini pasti ada hubungannya dengan diriku” batinku. “Aku harus menemui Nicky sekarang…” aku beranjak dari tempat tidurku. “Jangan! Keadaanmu masih belum stabil!” Kak Edward melarangku.

          “Tapi Kak, I’m fine. Ada hal penting yang harus Sakura bicarakan pada Nicky…” aku memohon kepada Kak Edward.

          “Hal penting apa? Hal yang lebih penting itu adalah menjaga kondisi badanmu yang belum stabil ini!” Kak Edward tetap melarangku bahkan lebih terdengar menentang permintaanku.

          “Kak, Sakura mohon… Tolong izinkan Sakura untuk menemui Nicky, Kak… Hal ini sungguh sangat penting…” aku tetap teguh pada pendirianku.

          Bryan, Suzane, dan Shane hanya diam mematung melihat aku dan Kak Edward bertengkar. Mereka ‘tak berani ikut campur dalam permasalahan ini.

          “Cukup! Sudah cukup, Sakura! Jangan membantah, Sakura! Apabila kamu terus-menerus memaksakan dirimu, itu hanya membuat kondisi badanmu semakin down! Kamu harus lebih banyak istirahat sekarang! Apa kamu lupa kalau 3 jam lagi kamu harus dikemotherapi?!” Kak Edward pun bersikeras melarangku. Kekeras kepalaan Kak Edward membuat dirinya lupa akan rahasia yang dijaganya. (Ketahuan ½ dehh.. ~(-.-)~)

          Mendengar perkataan Kak Edward tersebut Bryan, Suzane, dan Shane langsung tebelalak kaget. “Kemotherapi??!!” Bryan, Suzane, dan Shane tanpa disengaja mengucapkannya secara bersamaan dengan nada yang sama-sama terkejut. (^-^)






 #Lanjut next time ya ^-^
#Thank you so much for reading my story (^-^)
#I’m sorry if my story make you feel boring (^-^)v

Tidak ada komentar: