Minggu, 02 September 2012

Don't Love Me, Please! (5)


                   *DON’T LOVE ME, PLEASE! (5)*











*Didepan Salon Mewah*
          Kali ini Shane mengajakku ke sebuah salon yang mewah.













*Disalon*
          “Mbak, tolong perawatan dari ujung rambut sampai ujung kuku jari kaki yang paling lengkap dan terbaik!” pinta Shane kepada salah seorang pelayan salon. (Kasihan #TeamFilan daritadi jealous.. ‘~,~)

          “Shane?!” aku makin bingung dengan apa maksud Shane. “Ikuti saja!” jawabnya tersenyum.

          Pelayan salon tersebut mengantarku untuk membersihkan rambut terlebih dahulu.

          Selesai membersihkan rambutku, pelayan tersebuk mengantarku ke salah satu tempat duduk. “Pakai cream apa, mbak?” tanya pelayan tersebut.

          “Umm…” aku perfikir sejenak. “Yang melembutkan rambut saja, mbak!” pinta Shane. “Baik” jawab pelajan tersebut. Oke, sekarang aku masih pasrah dengan keadaanku. Setiap aku ingin menolak rasanya sulit ketika aku melihat senyumnya itu.

          Aku juga pasrah mereka memotong rambutku bagian depan untuk dijadika poni rata. Aku pun pasrah ketika mereka mengecat kuku-kuku jari tangan dan jadi kaki ku dengan warna sesuai permintaan Shane.

          Berjam-jam kemudian perawatannya pun akhirnya selesai. Aku bernafas lega. Sejujurnya aku paling kesal bila ada orang lain yang menyentuh rambutku. (Hayoo kenapa?? ^-^)

          Shane membayar semua perawatanku tadi dikasir. Setelah membayar, kami pun keluar dari salon dan kembali menuju mobil.













*Sesampainya di Villa*
          “Ok, sekarang mereka masih bermain di halaman belakang. Sekarang juga kamu buru-buru ke kamarmu dan memakai gaun ini, mereka akan mendandani wajahmu” Shane memintaku untuk sesegera mungkin dan meminta aku untuk tidak membuat suara gaduh dengan para makeover yang disewa Shane.

          Aku langsung menuju kamar bersama para makeover yang telah disewa oleh Shane.













*Dikamar*
          Aku telah berganti pakaian dengan gaun yang dipilih Shane. Aku sangat menyukai gaun ini, sangat cantik dan anggun.

          Kali ini aku harus pasrah kembali membiarkan para makeover mendandani wajahku.

          Sekitar 1 jam kemudian para makeover selesai mendandaniku. Mereka langsung berbenah dan pergi dari kamarku.

          ‘Tak lama kemudian… ‘Tok! Tok! Tok!’ “Sakura, are you ready now?” seseorang berbisik dari balik pintu kamar. Aku tau itu Shane. Aku langsung membuka pintu.

          Ketika melihatku Shane terlihat sangat terkejut yang membuatku heran. “Sudah kuduga” katanya dengan masih memasang tampang aneh. “Apanya?” tanyaku.

          “Sudahlah, ayo ikut!” Shane menggenggam tanganku dan berjalan perlahan. (#TeamFilan ada yang sudah jealous duluan?)













*Dihalaman Belakang*
          “Hello, everybody!!! Good evening, all!!!” teriak Shane sambil terus menggenggam tanganku. Aku memang agak kesusahan berjalan menggunakan sepatu hak tinggi di lantai Villa yang lumayan agak terasa sedikit licin.

          Bryan, Suzane, Mark, Kian, dan Nicky langsung menoleh kea rah kami. Dan seketika mereka semua memasang ekspresi aneh sekali.

          “Wow! Sakura, you’re like an angle.” Teriak Suzane sambil mendatangiku dengan ekspresi wajah yang masih terlihat agak aneh. “Wow! You’re like a princess, Sakura” kata Nicky dan Kian secara bersamaan. “Wow! You’re so beautiful in white, I like this dress. I know you’re a beautiful girl, but now you’re more than a very beautiful girl” ucap Mark mendatangiku. “Sakura, I can’t saying anything. ‘Cause you’re more than an angle…” ucap Bryan mendatangiku sambil mengayunkan tangannya seperti ingin menyentuhku.

          Mark yang sepertinya melihat Bryan ingin menyentuhku, langsung menggenggam tanganku pergi agak menjauh dari Bryan dan mendekati Shane.

          “Ini pasti berkat Shane kan?” tanya Mark kepadaku. “Yups” jawabku. “Thanks so much, Shane. You’re really my best friend” Mark memeluk Shane.

          “Sakura, maukah kamu pergi dinner bersamaku sekarang?” tanya Mark dengan antusias. Aku menengok dan melihat wajah Bryan yang tampak kecewa. “Baiklah” jawabku menerima ajakan Mark. “Ok, wait a minute. Aku akan berganti pakaian sebentar” Mark langsung bersorak dan berlari masuk ke dalam Villa.

          Aku kembali menengok dan melihat Bryan menatapku kecewa. Aku yakin, mungkin cara ini dapat membuatnya melupakanku dan berpaling dariku. Jujur, aku ‘tak ingin menyakitnya. Sekarang pun rasanya aku ingin memeluknya dan berkata ‘aku hanya ingin pergi dinner bersamamu’, tapi itu tidak mungkin terjadi.

          Tiba-tiba kepalaku terasa sangat berat sekali dan badanku lemas. Aku ‘tak sanggup menahan keseimbanganku dan ‘Brukk!!!’, aku terjatuh. Aku ‘tak dapat membuka mataku, aku pun hanya mendengar suara-suara memanggil namaku dengan khawatir. (^-^)










#Lanjut next time ya ^-^
#Thank you so much for reading my story (^-^)
#I’m sorry if my story make you feel boring (^-^)v

Tidak ada komentar: