Kamis, 12 Juli 2012

Best Friend or Love (10)


*BEST FRIEND OR LOVE (10)*








“Hmm.. Emma, sebenarnya sudah sejak lama aku…” Kian mulai bicara dengan nada nervous.

“Emma!” tiba-tiba Mark berlari datang menghampiriku dan memotong pembicaraan Kian. “Emma, Mr. Nightwater sudah menunggumu di parkiran. Sebaiknya kamu cepat-cepat menemuinya, karena dia terlihat buru-buru.” pinta Mark.

“Hmm.. Ok. Thanks, Mark. Sorry Kian, mungkin bisa kita bicarakan dilain waktu. Bye Kian. Bye Mark. See you tomorrow all.” aku berlari menuju tempat parkir mobil Daddy. (Kasihan Kian.. ckckck ~(--“)~)







*Didalam Mobil*
          Aku menutup pintu mobil dan lalu memasang sabuk pengaman. (Supaya kita aman.. #Gaya_Ala_Dora ^o^).

          “Ok. I’m ready, Daddy.” aku menoleh ke Daddy. “Hmm.. terlalu bersemangat sekali kamu, Emma. Hahaha” Daddy tertawa kecil.






*Di perjalanan*
          “Daddy nungguin aku terlalu lama, ya? Sorry.” aku menunduk. “Hahaha.. Tidak kok. Ketika Daddy baru menyalakan mesin mobil, kamu sudah masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa.” Daddy menjawab pertanyaanku walau pandangannya masih fokus ke jalan.

          “Loh! Jadi, Daddy tidak meminta bantuan dari Mark?” pandanganku langsung ku arahkan ke Daddy. “Tidak. Bertemu dengannya saja seharian ini juga tidak ada. Ada apa?” Daddy balik bertanya padaku. “Emm.. Nothing..” jawabku.

          “Jadi, kalau Daddy tidak meminta bantuan Mark berarti Mark berbohong padaku?!” tanyaku dalam hati. (Mark kalau jealous nggak liat keadaan ~(u.u)~)







*Keesokan harinya*
          “Emma! Emma! Wait!” Bryan tiba-tiba muncul dan menghalangi jalanku. “Ada apa, sih?” tanyaku heran.

          “Emma, ini gawat banget. Kamu sekarang harus ikut aku sekarang. Ada hal penting banget yang mau aku tunjukkan padamu. Ini penting!” Bryan terlihat tergesa-gesa. “Hal penting? Apa itu?” tanyaku makin penasaran.

          “Nanti kamu bakalan tau juga kok. Ayo..!” Brian menarik tanganku menuju tempat parkir mobil. (Bukan ditarik paksa yang kasar lohh yaa… ^-*)








*Didalam mobil milik Bryan yang sedang dalam perjalanan*
          “Bryan, kita mau ke mana? Ada hal penting apa sih? Jelasin dong, aku bingung banget nihh..” pintaku ke Bryan yang terlihat gelisah.

          Bryan menepikan mobilnya. “Emma, coba kamu dengarkan ini baik-baik” Bryan memberikan sebuah tape recorder padaku. “Apa isinya ini” tanyaku sambil mengambil tape recorder dari Bryan. (Emang Bakpao yang pakai isi -_-)

          “Coba kamu dengarkan saja dulu” Bryan memintaku memutar rekaman suara yang ada dibenda ini. Aku menekan tombol ‘Play’. Dan mulai terdengar suara langkah kaki berlari menjauh.

          “Hey! Kian kamu mau berkhianat rupanya ya?! Kamu pasti ingin menyatakan cinta kan ke Emma?!” aku terlonjak kaget dengan kata-kata suara seorang pemuda yang mirip suara Mark.

          “Hey, Mark! Bukankah kamu juga seorang pengkhianat?! Kamu mengkhianati Shane kan?! Iya, ku akui aku memang suka pada Emma.” jawab Kian, aku menyimpulkan itu suara Kian selain mirip tapi sebelumnya namanya juga disebut. Dan yang membuatku kaget adalah percakapan itu antara Kian dan Mark yang menyangkut pautkan aku dan Shane dengan penuh emosi.

          “Hey, Kian! Seharusnya kamu bisa jaga konsistensi antara kita dong! Aku memang juga menyukai Emma, tapi aku masih bisa menahannya demi menjaga perasaan Shane! Kamu sama aja jadi pengkhianat dengan cara menusuk Shane dan aku dari belakang seperti ini!” marah Mark terdengar makin meluap.

          “Aku sudah nggak perduli! Selama ini aku selalu mengalah dari kalian berdua. Kalian juga nggak pernah perduli denganku. And now, aku ingin merebut hak-ku sekali ini!” jawab Kian yang juga terdengar kesal.

          “Jadi, kamu pikir kami yang bersikap egois?!” Mark bertanya kesal. “Sekarang aku tanya balik, kapan kamu mau mengalah dariku?! Never!” Kian bertanya balik dengan nada yang masih penuh emosi.

          “Tapi, aku tidak pernah sekalipun menusukmu dari belakang dengan sengaja seperti ini!” jawab Mark ‘tak mau kalah. “Lebih baik, kita selesaikan ini dengan keputusan yang gentle aja! Kita ketemu di studio besok pagi! Kita lihat siapa yang bisa mendapatkan Emma!” Kian semakin meluap penuh emosi dan kata-kata yang diucapkannya membuatku semakin kaget. “Ok! Deal!” Mark menjawab tantangan Kian dengan masih terdengar emosi. Rekamannya pun selesai. (Jadi pengen liat kalau Mark sama Kian bertengkar.. LOL.. ~.~)

          “Bryan, ini beneran. Please, tell me it’s just a lie.” aku menitikkan air mata kesedihan sekaligus kekecewaan. Bryan memelukku dengan hangat. “Sudahlah, Emma. Yang penting sekarang kita menuju studio dan menghentikan mereka sebelum terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan” Bryan berusaha menenangkanku. Aku melepas pelukan Bryan dan hanya mengangguk.

          Bryan menghela nafas. Kemudian Bryan menghidupkan mesin mobilnya dan kembali mengendarainya menuju studio tempat Mark dan Kian akan bertemu. “God, semoga masih ada waktu..” doa-ku dalam hati. (^-^)







#Anggap aja lagi ngomong pake b.ing  ^-^
#Lanjut next time (^-^)
#Sorry, kalau boring (^-^)v

Tidak ada komentar: