Jumat, 06 Juli 2012

Best Friend or Love (9)


*BEST FRIEND OR LOVE (9)*









‘Tin tinn’ tiba-tiba suara klakson mobil berbunyi. Pengemudinya keluar dari mobil. “Emma!!” dia berteriak memanggil namaku dengan nada kaget.

“Suzane!! How are you?” aku bertanya kepada adik dari Bryan itu dan memeluknya. “I’m fine. I’m so very happy when I see you now, Emma. I really miss you.” Suzane memelukku dengan erat. (Berpelukkan ^o^ hehehe)

“Eh, What happen, Emma? Kenapa Bryan seperti itu?” Suzane melepaskan pelukannya ketika melihat kakaknya. “Nothing. Kamu seperti ‘tak kenal kakakmu. Aku dan Nicky terpaksa menutup mulutnya dan mengikat tangannya. Sorry, I know it’s not fair.” aku menjawab pertanyaan Suzane.

“Hahaha.. No problem, Emma. It’s fair. Sometimes, aku juga rasanya ingin melakukan apa yang kamu dan Nico lakukan terhadap kakak-ku.” Suzane tertawa dan berjalan mendekati Nicky dan Bryan.

“Nih, kunci mobilnya. Tapi, antar aku pulang dulu ya. Tugasku numpuk dirumah.” Suzane memberikan kunci mobil ke Nicky. “OK. Thanks. Ayo Mark, Kian, Shane, Bryan.” Nicky mengajak mereka ke mobil. “Nicky, kasihan Bryan nihh.” aku melihat Bryan yang seperti tahanan penjara. “Oh iya. Sorry, Bryan. Aku melupakanmu. Hehehe..” Nicky melepaskan selotip dimulut dan tangan Bryan. (Kasihan Bryan ^-^)

Mereka masuk ke mobil. Nicky menghidupkan mesin mobil. Aku hanya melambaikan tanganku ke mereka lalu pergi menemui Daddy di tempat parkir mobil.




*Keesokan harinya*
          “Emma!!” seseorang mengagetkanku dari belakang. “Ada apa, Kian?” tanyaku yang berbalik. “Hmm.. Mau bareng ke kelas?” Kian bertanya balik padaku. “Hmm.. Boleh” aku menjawab singkat. Kami pun berjalan menuju kelas.

          “Hey! Jadi kamu, Nicky, dan Bryan itu teman sejak kecil?” Kian membuka pembicaraan. “Lebih tepatnya sahabat, sih. Kenapa? Tumben kamu bertanya tentang masa laluku.” aku menoleh ke arah Kian yang termenung.

          “Hmm.. Nggak, aku cuman penasaran aja. Tapi, pernah nggak diantara kalian ada prasaan yang berbeda gitu?” Kian bertanya dan menatap mataku serius.

“Hah?! Nggak mungkin lah. Bagiku persahabatan diantara kami ini dari kecil bentuk dan warnanya tidak akan berubah, termasuk perasaan. Pertanyaanmu kok aneh banget? Ada apa sih?” aku kemudian balik bertanya ke Kian.

“Nothing. Aku cuman nanya aja. Sorry, kalau pertanyaanku memang aneh. Tapi, jujur kemarin kalian bertiga terlihat memiliki dunia tersendiri yang nggak akan pernah ada yang bisa masuk ke dunia khusus milik kalian itu.” Kian merenung. “Hah?! Kamu terlalu berlebihan, Kian. Tapi, kamu memang bukan orang pertama yang berkata seperti itu. Bahkan orang tua kami pun juga sering mengatakannya.” Sekejap aku kembali menatap Kian yang raut wajahnya terlihat aneh. (Aneh?! -.-)




*Dikelas*
          “Emma, kamu kok tumben banget bareng Kian? Ada apa nih? Hahaha..” tanya Bella ketika aku baru duduk di tempatku. “Iihh.. Apaan sih? Any problem?” tanyaku balik. “Nothing, sih. Tapi, ini pertama kalinya kamu datang bareng Kian.” Bella menjawab dengan penasaran. “Hmm.. Entahlah.” jawabku.





*Bel tanda mata kuliah selesai telah berbunyi*
          Aku bersiap keluar dari ruang kelas. “Emma!” tiba-tiba Kian mengagetkanku. Sebenarnya April Mop itu berakhirnya kapan sih?! Kesal banget. (April Mop sehari doang -_-“).

          Aku hanya menoleh ke arah Kian. “Hmm.. Emma ada yang mau ku omongin. Ini penting banget. Lebih penting dari segala hal lainnya yang kamu anggap penting.” Kian berkata dengan gugup.

          “Apa sih? Ngomong aja, nggak usah pakai bahasa yang ribet juga.” aku bertanya. “Umm.. Ngomongnya jangan disini. Ikut aku ke taman sebentar, ya? Please..” Kian memohon. (“MEMOHON” loh yaa, bukan “MEMPOHON”! Remember! LOL)

          Aku berpikir sejenak. “Ok. Tapi, jangan lama ya. ‘Cause, aku takut Daddy marah karena menungguku lama. Apalagi sore ini Mom dan Daddy mengajakku berpiknik. Aku hanya punya waktu 15 menit.” jawabku. Raut wajah Kian terlihat gembira. “Ok. Aku janji ini nggak bakal lama. Ayo!” Kian menarik tanganku lembut. (Untung nggak diseret.. LOL)




*Ditaman*
          “Ok. Apa yang mau kamu bicarakan, Kian?” tanyaku langsung. “Hmm.. Tapi, kamu janji jangan marah ya?” minta Kian.

          “Ok. I’ll promise. Please, tell me now.” jawabku. “Umm.. Sebenarnya ada satu hal penting yang sudah lama ingin ku sampaikan padamu.” Kian terdiam. “Apa itu, Kian? Please, waktuku nggak banyak.” tanyaku gelisah.

          Kian mulai berkata, “Hmm.. Emma, sebenarnya sudah sejak lama aku…”. (^-^)






 

#Anggap lagi ngomong pakai English ^-^ 
#Lanjut Next Time aja lagi yaa (^-^)
#Sorry, kalau boring (^-^)v

Tidak ada komentar: